BOGOR – Masyarakat awam, akan merasa takut serta berpikir, bahwa orang yang sedang dalam bermasalah kasus hukum, dan di tetapkan sebagai Warga Binaan ( Narapidana – red) yang menjalankan masa hukuman di dalam lembaga Pemasyarakatan ( Lapas – Penjara – red) mempunyai praduga yang tidak baik terhadap orang yang ada di dalam penjara. Begitu pula dengan seseorang mantan narapidana, bilamana sudah selesai menjalani masa hukuman dan terbebas dari penjara, pasti akan merasa minder serta merasakan beban moral untuk menekuni kehidupan sehari-hari untuk kembali terjun ke lingkungan masyarakat.
Di sinilah, tugas pihak Lembaga Pemasyarakatan ( Lapas – red) sangat berperan penting untuk membina warga binaannya untuk kembali percaya diri, serta bisa kembali menjadi manusia yang bisa bermanfaat untuk orang disekitarnya bahkan orang banyak.
Dalam menjalani tugasnya, pihak petugas Lapas, akan berusaha untuk membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, serta dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Hal ini, di sampaikan langsung oleh, Rico Steven, yang saat ini, menjabat sebagai Kepala Lapas Khusus Kelas 2A, Gunung Sindur Bogor, melalui Staffnya, Muhammad Kartoni, Pembina Keamanan Lapas.
“Peran tugas kami tidak mudah, dan benar-benar harus konsentrasi dalam kesabaran serta harus lebih gigih lagi memberikan pemahaman, bimbingan kerja, serta hal yang bersifat positif pada para warga binaan. Karena sistem pemasyarakatan memang berfungsi menyiapkan warga binaan pemasyrakatan agar, jika kelak nanti bisa kembali bebas dari masa hukuman, mereka bisa kembali dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab, ” Papar Toni, pada Info Kuningan, di sela-sela dirinya sedang memberikan arahan pada warga binaannya di aula lapas. Jumat ( 28/06/24)
Lebih jauh lagi, Toni juga menjelaskan. Di sini, di lapas khusus gunung sindur, ada suatu hal yang berbeda, salah satunya, adalah, dalam membina warga binaan dari narapidana teroris ( Napiter -red) karena para warga binaan napiter, memang harus di tempatkan dalam lapas dengan klasifikasi tertentu, sebab napiter juga mempunyai tipologi berbeda dengan napi lain pada umumnya. Selain itu, napiter juga untuk kesehariannya mempunyai kebiasaan yang berbeda, sehingga dalam counternya pun berbeda pula, baik tentang penurunan sikap juga perilaku napiter yang memang dianggap sedikit nyeleneh.
“Di lapas khusus Gunung Sindur, pada saat ini, pihak kita memang sedang terus giat dalam memberi arahan serta motivasi yang bersifat positif, untuk para warga binaan yang kesemua berjumlah 683 orang, dan berbeda-beda kasus, ada sebanyak 37 napiter, 1 orang napi tppu, lalu 1 orang napi tipikor, 550 orang napi tindak pidana penyalahgunaan narkoba dan terakhir ada 94 napi tindak pidana umum. Jadi semua begitu beragam kami menyikapi permasalah an yang mereka hadapi untuk membimbing dan membina mereka, ” Jelasnya.
Selain itu, Toni juga sangat bersyukur, dalam membina para warga binaan di Lapsus gunung sindur, selama dia bertugas sampai saat ini, banyak sekali suka duka yang dia alami, namun menjadi suatu kebanggaan tersendiri menjadi seorang pegawai lapas yang memgabdi pada negera untuk membantu teman-teman yang memang sedang mengalami masalah kasus hukum. Dan dirinya juga berpesan, pada warga binaan yang sudah bebas dan yang akan menjelang bebas nanti.
“Tetaplah menjadi manusia yang produktif untuk diri sendiri, dan keluarga. Serta kembali memulai hidup dengan baik, untuk tidak mengulangi lagi perbuatan serupa, yang hingga pada akhirnya sangat merugikan diri sendiri, keluarga, kerabat dan orang-orang yang sangat perduli pada diri kita, ” Tutupnya.
(Fajri Pahlawan)
Kontributor Kota Bogor