KUNINGAN- Penutupan ruas jalan utama di kawasan Pertokoan Siliwangi Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dalam rangka penataan pedagang kaki lima (PKL) dan parkir telah menimbulkan polemik di kalangan masyarakat setempat.
Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pengusaha Pertokoan Siliwangi yang merasakan penurunan omzet yang signifikan, tetapi juga oleh para pengendara yang harus mengalami kemacetan akibat penutupan akses jalur utama pusat kota menuju kawasan Taman Kota.
Elit Nurlitasari, seorang warga Kuningan, menyoroti pentingnya melibatkan pihak yang terdampak dalam keputusan tersebut. Ia mengungkapkan kekecewaan dan keluhan para pedagang terkait jarak parkir yang jauh dari lokasi usaha mereka serta masalah bongkar muat barang.
“Sejumlah pedagang bahkan menyampaikan hingga turunnya omzet hingga 80 persen pasca penutupan jalan,”tuturnya Senin (22/4/2024)
Dalam pandangannya, Elit merasa bahwa solusi yang adil dan berkelanjutan harus dicari guna tidak mengorbankan perekonomian para pelaku usaha kecil. Dia menekankan perlunya sebuah penyelesaian yang mensejahterakan rakyat dan menyesuaikan kebijakan daerah demi kesejahteraan masyarakat setempat.
“Proses evaluasi dan tinjauan ulang kebijakan penutupan jalan yang diharapkan dapat menjamin lancarnya revitalisasi PKL dan parkir tanpa merugikan para pedagang serta pengusaha kecil lainnya,” tutur Elit. (Red).