KUNINGAN – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kuningan turun ke jalan melakukan aksi long march dari Kampus Universitas Kuningan menuju gedung DPRD Kuningan, Senin (11/4).
Aliansi mahasiswa yang terdiri dari BEM Uniku, BEM STKIP Muhammadiyah, BEM Stiku, BEM STIS Husnul Khotimah memblokir jalan depan Gedung DPRD Kuningan yang menjadi lautan mahasiswa dengan menggenakan masing – masing jas almamaternya.
orasi demi orasi dilakukan para mahasiswa tersebut dan aksi berlangsung hingga menjelang waktu magrib yang sebelumnya perwakilan mahasiswa memasuki gedung DPRD Kuningan menyampaikan aspirasi mereka ke para wakil rakyat yang ada di DPRD Kuningan.
Seperti disampaikan Presma BEM Uniku Furqon Yohana bahwa kehadiran mereka untuk menyampaikan apa yang menjadi keresahan masyarakat di Kabupaten Kuningan.
Disebutkannya, akibat statmen tiga ketua partai politik beberapa waktu lalu, masyarakat menjadi resah, sehingga pemerintah tidak fokus dalam menjalankan kewajibannya.
“Situasi Pandemi ini harusnya pemerintah fokus memperbaiki perekonomian negara, tapi yang terjadi situasi politik dan ekonomi saat ini makin memburuk. BBM naik, minyak goreng naik dan lainnya, itu sangat menyengsarakan rakyat, terlebih kita tahu bahwa kuningan mendapat predikat Kabupaten Miskin Ekstrim,” jelasnya,
Situasi tersebut, lanjutnya, harusnya pemerintah sadar, kemudian para wakil rakyat yang menerima gaji dari masyarakat terkesan tutup mata, sedangkan masyarakat saat ini hanya bertahan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
“Maka kami dengan tegas menolak penundaan pemilu, jangan sampai negara ini rusak karena adanya sosok yang haus kekuasaan. kami ajak masyarakat bersama menolak penundaan pemilu 2024, dan perbaiki perekonomian negara,” ungkapnya.
sementara Ketua BEM STKIP. Handika Rahmat menyampaikan sindiran dan salam kepada anggota DPRD yang membuat ramai di media nasional saat rapat paripurna beberapa waktu lalu dengan menggulingkan meja.
Handika mencoba mengulas kembali, meski Presiden RI mengumumkan tidak ada penundaan Pemilu, tapi dia mengingatkan ada seseorang tahun 2013 silam yang menyatakan tidak berfikir soal Capres tetapi ternyata tetap Nyapres. dan Pilkada kemarin juga menyatakan keluarganya tidak akan ikut Pilkada, namun ternyata ada yang jadi Kepala Daerah.
“Perlu diingat bahwa 2013 ada seorang yang menyatakan tidak memikirkan nyopras nyapres, tapi nyata Nyapres. kemudian di masa Pilkada kemarin menyebutkan bahwa keluarga saya tidak akan ikut Pilkada, nyatakan 2 keluarganya jadi Kepala Daerah,” ungkapnya disambut sorak para mahasiswa.
maka dari itu, lanjutnya, pihaknya bersama ratusan mahasiswa datang ke gedung DPRD ini untuk mengawal isu yang dibawa bersama masyarakat, bahwa kami masyarakat kuningan menolak perpanjangan periode Presiden RI dan Wakilnya.
“Kami sebagai rakyat meminta kepada wakil rakyat untuk menyampaikan ke pemerintah pusat bahwa masyarkat menolak untuk perpanjangan tersebut. Karena kami khawatir kepercayaan ini dikhianati lagi. termasuk penundaan pemilu yang disuarakan dari Ketua Partai di pusat sehingga gaduh yang kadernya juga ada di gedung ini, sampaikanlah tuntutan kami ke pimpinan paratai di pusat, agar pemilu tetap berjalan sesuai waktunya,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Hendra, terkait kenaikan BBM dia menyidir apakah para wakil rakyat ini tidak pernah mengisi bahan bakar sehingga tidak pernah ke SPBU dan tidak tahu adanya kenaikan harga. dan juga apakah tidak pernah belanja minyak goreng sehingga tidak tahu penderitaan dan kepedihan masyarakat saat ini.
“Maka dengan ini kami menolak kenaikan harga BMM, kenaikan harga minyak dan PPN dan juga menuntut pemerintah melaksanakan tugasnya untuk melaksanakan ketersediaan pangan,” ungkapnya. (red)